Banda Aceh - Sejumlah lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) mulai meneropong sosok pemimpin Aceh 2024-2029, termasuk juga ,Brigade Anak Serdadu(BAS) Aceh menggelar Diskusi Publik dengan tema Meneropong Sosok Pemimpin Aceh 2024-2029 Dan Menuju Indonesia Emas 2045" .Selasa 16 Januari 2024 di Banda Aceh.
Hadir pada kesempatan itu sebagai Panelis yaitu Ketua MPU Aceh Tengku H.Faisal Ali,Akademisi Universitas Syiahkuala Dr. Amri SE.M.Si dan Sulthan muhammad Yus ,MH.
Dalam diskusi tersebut muncul sejumlah nama yang digadang-gadang layak memimpin Aceh kedepan,diantaranya sosok mantan pangliman GAM, H.Muzakir Manaf atau yang disapa Muallem,Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria,Nasir Djamil,T Abdullah Sanny,mantan Rektor USK Banda Aceh Darni M Daud,Mantan Walikota Banda Aceh,Aminullah Usman,kemudian Tengku Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop,Mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh,Tarmizi A Karim,Serta ketua DPD I Partai Golkar Aceh H.TM,Nurlif.namun dalam diskusi itu tidak disebutkan nama Sudirman atau Haji Uma yang memang kerap menjadi pembincangan masyarakat sebagai sosok calon Gubernur Aceh mendatang.
Tengku Faisal Ali yang akrab di sapa Lem Faisal menjelaskan sosok pemimpin Aceh kedepan harus mampu mengerakkan masyarakat kearah yang lebih baik.
Menurutnya Seorang pemimpin bukan yang pandai turun kesawah atau keluar masuk gorong-gorong.
"pemimpin yang mampu mengerakkan masyarakat dan menfasilitasi tenaga ahli di bidang ilmunya",ujarnya
Lem Faisal menyebut,Sumber Daya Manusia(SDM)Aceh tidak kalah saing dengan daerah-daerah lain namun kerap tidak di gunakan atau digerakkan oleh pemimpin Aceh bahkan tenaga ahli di Aceh banyak bekerja dan di hargai di daerah lain.
"Di Aceh tidak kurang Sumber Daya Manusia,banyak tenaga ahli yang terampil tidak dipergunakan",ucapnya.
Ketua MPU Aceh ini juga memaparkan syarat-syarat seorang pemimpin yang tepat memimpin Aceh kedepan Adalah yang pertama adalah sosk pemimpin yang Cerdas
"Cerdas artinya mampu mengkoneksikan kebijakan yang diambil sesuai dengan bidang keahliannya,cerdas mampu mengorganisir kebijakanya",jelasnya
Yang kedua syarat pemimpin di Aceh tidak boleh ego.s Sebab,selama ini, banyak para ahli tidak dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membangun Aceh.
"Seperti ahli ekonomi, dan ahli lain tidak dihargai, padahal kemampuan mereka bisa digunakan untuk membangun Aceh, tapi sekarang jarang sekali kita lihat diskusi dengan para ahli," paparnya.
" kenapa kita hidup dengan ego yang besar, padahal mereka itu bisa menjembatani agar membangun kepentingan daerah," sebut Lem Faisal.
Yang ketiga Lem Faisal menyebutkan sifat lain yang harus dimiliki untuk menjadi pemimpin yaitu tidak tamak. Sebab perilaku tamak adalah sifat yang tidak merasa puas atas apa yang didapatkan.
"Maka Kalau sudah ada tiga ini, sudah bagus pemimpin untuk kita Aceh," sebutnya.