Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pengprov Cabor Layar Kalimantan Timur, Teddy Nanang Abay dalam kegiatan Jumat Curhat Polresta Banda Aceh, Kamis (8/8/2024).
"Pemilihan lokasinya cukup bagus untuk cabor layar, pantai ini ideal, gelombangnya lumayan, anginnya bagus," ujarnya.
Menurut dia, lokasi ini dekat dari kota dan bibir pantainya tak terlalu jauh. Jika di Kalimantan, para atlet ini harus menempuh jarak sekitar 120 kilometer untuk sampai ke lokasi berlayar.
"Kalau di Kalimantan sana kami harus menempuh jarak sekitar 120 kilometer untuk bisa sampai ke lokasi, jadi di sini sangat bagus untuk cabor layar," jelasnya.
Namun, ada beberapa hal yang dikeluhkan dan menurutnya harus dibenahi ke depan. Misalnya, terkait perlengkapan dan fasilitas yang masih kurang, seperti MCK, alat pencucian alat yang belum ada dan lainnya.
"Termasuk tempat bilas perahu, kemudian adanya kabel listrik yang menghalangi saat perahu masuk ke lokasi. Hanya perlu perbaikan pada beberapa fasilitas pendukung saja," katanya.
Teddy mengaku bahwa pihaknya sengaja tiba lebih awal di Aceh untuk mempelajari medan serta mempersiapkan kondisi yang ada pada venue.
"Sehingga kami bisa lebih siap saat pertandingan nanti, hanya saja ada beberapa kendala terkait fasilitas yang disediakan oleh panitia tuan rumah di venue cabor layar di sini," pungkasnya.
Sementara itu, pihak panitia mengaku akan segera membenahi permasalahan yang dimaksud. Seperti masalah kabel listrik, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN.
"Akan kami tindaklanjuti agar peserta nyaman, masalah MCK juga kita sediakan tangki air 2.000 liter dengan pompa, nanti ada kamar mandi, peserta bisa gunakan apa yang perlu," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi D Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh, H Umar Rafsanjani, Lc, MA menjelaskan, ia mengucapkan selamat datang peserta PON XXI di Banda Aceh, semoga berjalan dengan lancar, sesuai bidang dan tupoksi masing – masing.
Kita dari pihak MPU dan Ulama tetap mengimbau dan mengarahkan supaya menjaga adab – adab dan etika sesuai dengan agama masing – masing dan saya rasa jika kita memahaminya askan patuh dan dapat dilaksanakan dengan tertib, ucap Umar Rafsanjani.
Lalu tambah Umar, kita dari pihak MPU hanya memberikan tausyiah, arahan dan nasehat supaya bisa dipahami bagaimana regulasi yang berlaku di Aceh. Jadi jangan dipahami bahwa kami sebagai eksekutor untuk mengambil tindakan, itu bukan, kami akan terus memberikan nasehat – nasehat agar semua patuh dan selamat serta mendapatkan keberkahan.
